Film drama-thriller Black Swan secara gamblang menghadirkan rivalitas dua penari balet, Nina dan Lily. Namun kompetisi itu bukan persaingan keindahan gerak semata, karena hidup keduanya adalah kenyataan dari simbol baik dan buruk yang mereka perankan.
Film drama Black Swan secara perdana diputar pada Venice Film Festival, Itali, sejak September 2010 lalu. Kemudian, sinema garapan sutradara Darren Aronofsky ini melanjutkan penjelajahannya dari festival satu ke festival lain. Sebelum direkomendasi secara khusus oleh Toronto International Film Festival, Black Swan juga mendapat kritikan positif para penonton di Telluride Film Festival, London Film Festival, Austin Film Festival, sampai Saint Louis International Film Festival. Wajar saja bila Black Swan menempati posisi puncak di Internet Movie Database (IMDB) untuk film yang siap beredar di minggu pertama Desember 2010, dengan skor akhir 8,9. Angka tentu ini mengisyaratkan jika Black Swan bukan sekadar film drama biasa.
Dalam film drama Black Swan yang berdurasi 107 menit ini, Natalie Portman dan Mila Kunis beradu peran sebagai Nina Sayers yang menjadi The Swan Queen, dan Lily yang memerankan karakter The Black Swan. Kedua artis cantik ini memerankan sisi baik dan buruk melalui peran Swan Lake dan Black Swan, sebuah komposisi balet klasik asal Rusia yang dipopulerkan Pyotr Ilyich Tchaikovsky antara 1875–1876. Sutradara pementasan Swan Lake sendiri dipercayakan Aronofsky pada aktor Perancis bermata biru, Vincent Cassel yang memerankan Thomas Leroy.
Sama-sama berbakat, Nina dan Lily menjadi artis asuhan Leroy yang menawan. Keduanya kemudian saling beradu gemulai demi menarik hati sang sutradara. Hanya karena pementasan Swan Lake membutuhkan dua penari balet yang memerankan karakter 'tak berdosa' dan 'pendosa', maka Leroy menetapkan Nina dan Lily menjalankan kedua peran tersebut. Namun, ketika sedikit demi sedikit keduanya mulai menjalin persahabatan di belakang panggung, konflik sebenarnya baru terjadi dalam film drama Black Swan. Karakter yang diperankan rupanya bukan sekadar simbol di atas panggung, karena diri asli mereka ternyata serupa dengan peran yang dibawakan.
Peran yang Maksimal
Sebagai peraih nominasi Oscar katagori pemeran pembantu wanita terbaik lewat peran "Alice" dalam "Closer" (2004), akting Natalie Portman begitu ciamik dipandang. Gadis kelahiran Israel 29 tahun lalu yang besar di AS itu benar-benar mendalami karakter Nina layaknya Anda tengah melihat kisah aslinya. Lawan mainnya pun tak kalah memukau. Mila Kunis atau Milena Markovna Kunis yang sukses memerankan "Solara" dalam The Book of Eli (2010) itu juga tampil energik sebagai 'wanita jahat'. Pentas keduanya dalam film drama Black Swan benar-benar akan membuat Anda tenggelam dalam plot kisah yang sedikit pelik, lengkap dengan beberapa kejutan sebagai thriller.
Sedang peran Vincent Cassel atau Vincent Crochon yang kita kenal sebagai penjahat smart dan elegant berjuluk "Si Rubah" dalam Ocean Twelve, seakan melengkapi rivalitas keduanya dalam film drama Black Swan. Karakter Leroy sebagai seorang seniman yang menggunakan seksualitas untuk mengarahkan para penarinya, berhasil diperankan dengan tepat. Pria bermata biru kelahiran Perancis 44 tahun lalu itu akan membuat Anda semakin menghayati kehidupan penari balet profesional dunia, berkat arahan dan nuansa yang diberikan pada Nina dan Lily.
Selain ketiganya, film drama Black Swan juga menghadirkan Barbara Hershey yang memerankan Erica Sayers, dan Winona Ryder yang memerankan Beth Macintyre (The Dying Swan). Sayangnya, jika Erica Sayers cukup mampu mengungkapkan karakter seorang mantan penari balet yang terobsesi mendorong anaknya (Nina) ke puncak prestasi, Winona hanya mampu tampil seadanya dengan bagian peran yang kecil, terutama setelah Nina dipilih Leroy menggantikannya.
The Best Scene
Menelan biaya mencapai 17 juta dolar, film drama Black Swan akhirnya diputar ke publik luas. Sebagai sinema "langganan festival", hasil garapan Aronofsky ini memang punya kelebihan dari segi cerita dan kekuatan karakternya. Anda yang menyukai sinema drama ataupun thriller tak bakal menyesal menyaksikan rangkaian kisah yang tensinya kian meninggi menjelang akhir ini. Selain itu, dukungan musiknya membuat suasana yang dibangun jadi sangat mengena dan menenggelamkan para penonton Black Swan ke dalam kisahnya.
Di sisi lain, meski 'kebaikan selalu menang mengalahkan kejahatan', film drama Black Swan menghadirkan cara penyelesaian yang tidak lurus. Nina misalnya, mesti bergelut dengan dirinya lebih dulu, sebelum mendapatkan pilihan terbaiknya sendiri. Sedang Lily yang menjadi karakter antagonis, mengajarkan sisi jahat pada Nina sekaligus menjadi teman terbaik melepaskan diri dari kungkungan Erica. Sehingga, baru di akhir sinema Anda dapat menentukan mana jalan terbaik yang menjadi pesan moral dalm film drama Black Swan. Selamat menoton!
0 komentar:
Posting Komentar